Sabtu, 05 Juli 2014

DEWAN PIMPINAN WILAYAH
SERIKAT PELAJAR MUSLIMIN INDONESIA
(Indonesian Union Of Moslem Students)
PROPINSI JAWA BARAT 
MASA JIHAD 2012-2015

LOGO+SEPMIku.jpg
DPW SEPMI MASA JIHAD 2012-2015
Ketua Umum Hadi Albar Fatahilah
Ketua I Riki Nasrullah
Ketua II Siti Nurhasanah
Sekretaris Umum Muhammad Mursyid
Sekretaris I Iman Kamaludin
Sekretaris II Abdul Aziz
Bendahara Umum Hanif Wildan Purnama
Wakil Bendahara Dimas Anton Habibullah
DPW SEPMIWATI MASA JIHAD 2012-2015
Ketua Umum Siti Nurhasanah
Ketua I Dede Zakiah
Ketua II Nurdiani Sakinah
Sekertaris Nurfatwa
Wakil Sekertaris Evi Yaumil Akhir
Bendahara Sri Rejeki
Wakil Bendahara Siti Faridah
Ketua Bidang
Pendidikan Dan Kaderisasi Yogi Jatnika
Penerangan Dan Da’wah Tatang Khoerudin
Humas Wildan
Olahraga Dan Seni Ujang Abdul Hakim
Sosial Dan Ekonomi Bayu Prasetia
KORDINATOR CABANG
BoSuCi ( Bogor Sukabumi Cianjur ) Faisal Rifa’i
Bandung Raya Hadi Albar Fatahillah
Priangan Timur Alam Permana
Perwasuka Muhammad Nurkholis




Ditetapkan di Cianjur, 23 Juni 2012
Dewan Pimpinan Wilayah



Ketua Umum                                                                  Sekertaris Umum



Hadi Albar Fatahillah                                                        Muhammad Mursyid

PEMILIH IDEOLOGIS



Pemilu atau Pemilihan Umum bukanlah hal yang baru bagi kita, Pemilihan Umum Indonesia 1955 adalah pemilihan umum pertama di Indonesia dan diadakan pada tahun 1955. Pemilu ini sering dikatakan sebagai pemilu Indonesia yang paling demokratis, karena jauh dari pengaruh-pengaruh buruk terutama money politik ( Politik Uang ).
Memilih pemimpin, entah itu kepala daerah, anggota DPR dan Presiden sacara langsung telah menjadi sistem yang dianut bangsa Indonesia masa kini. Cara ini diyakini sebagai cara yang paling nyata terwujudnya pemimpin yang berkualitas, meski dalam kenyataannya masyarakat/rakyat Indonesia masih belum mendapatkan tarap hidup yang sejahtera.
Jumlah pemilih yang memiliki hak pilih untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden 2014 dalam negeri ialah laki-laki 94.301.112, perempuan 93.967.311, jumlah total 188.268.423. Sedangkan untuk DPT dari luar negeri, laki-laki 919.687, perempuan 1.119.024, jumlah total 2.038.711. Jumlah total pemilih keseluruhan, laki-laki 95.220.799, perempuan 95.086.335. Jumlah total DPT Pilpres 2014 190.307.134. Dilihat dari kondisi dan keadaan yang kian semberawut, banyak peluang terjadinya pengaruh-pengaruh bebas terhadap pemilih, termasuk money politik dan sejenisnya. Bayangkan saja, oleh karena lahirnya mosi tidak percaya terhadap para pemimpin bangsa karena perbuatan-perbuatan hina mereka seperti korupsi, maka para pemilih pun kian malas dan jenuh untuk memilih. Kebanyakan asumsi mereka adalah :“Untuk apa memilih, tidak ada gunanya, toh nanti mereka juga akan korupsi lagi. Ngabisin uang rakyat lagi demi kepentingan-kepentingan pribadi mereka.” Akibat dari itu, muncul efek yang tidak disadari bahkan menjadi semacam sistem tersirat, “Kecuali mereka ngasih duit sama kita.” Atau memberikan semacam keuntungan tersendiri bagi pemilih. Misalnya, Timses dijanjikan pada posisi A, posisi B dan posisi-posisi strategis lainnya.

Memilih Diantara Dua Pilihan ( Galau… He )

Dari asumsi-asumsi yang telah dikemukakan di atas, tentu sudah dapat kita gambarkan. Ada 2 pilihan yang akan dipilih oleh pemilih. Pertama,pemilih yang akan memilih. Kedua, pemilih yang tidak akan memilih. Tak dapat dipungkiri bahwa tingkat ‘golput’ dalam setiap penyelenggaraan pemilu di negeri kita baik Pemilukada, Pemilihan Legislatif, atau Pemilihan Presiden dari masa ke masa masih tinggi bahkan cendrung bertambah. Hal ini bisa saja dikarenakan rakyat ( pemilih ) memiliki “mosi” tidak percaya terhadap pemimpin/pejabat yang ada sekarang ini, sehingga logis saja jika asumsi-asumsi di atas menjadi pandangan mereka dalam menghadapi Pemilu.
Namun, masih banyak pula diantara pemilih yang tetap menjaga idealisme-nya dalam hal memilih pilihan mereka. Pemilih yang seperti ini adalah ia yang tak dapat terpengaruh atau dipengaruhi oleh siapa pun dan oleh bentuk apa pun yang bersifat menguntungkan pribadinya, bahkan, tidak akan dapat terpengaruh dan dipengaruhi oleh janji-janji calon secara umum. Misalkan, calon A berjanji akan mengangkat setiap guru honorer di seluruh Indonesia kalau dia terpilih. Ada lagi calon B yang menjanjikan akan menaikan upah pekerja sesuai UMR/UMP. Maka, seorang pemilih yang idealis tidak akan memilih karena ada keuntungan secara pribadi atau pun secara umum, tetapi akan memilih sesuai dengan hati nurani dan pandangannya atau dalam kata lain ia bisa disebut sebagai PEMILIH IDEOLOGIS.
Pemilih Ideologis adalah pemilih yang selalu mempertimbangkan pemilihannya berdasarkan pandangannya atau dalam kata lain berdasarkan keyakinannya, bukan berdasarkan pengaruh-pengaruh lahiriyah. Maka, seorang pemilih ideologis akan mantap dalam memilih calon pemimpinnya, akan yakin dalam menjatuhkan pilihannya, karena ia memilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ilmunya dan keyakinannya. Artinya, seorang pemilih ideologis akan memilih calon pemimpinnya berdasarkan keyakinannya atau ideologinya, bahkan ketika ia tidak memilih calon pemimpinnya pun bukan atas dasar bingung, atau tidak kenal dengan calon pemimpinnya, atau bukan karena tidak ada “income” bagi pribadinya, melainkan atas dasar pandangannya, keyakinannya atau ideologinya. Maka sebetulnya jika kita mau mencermati dan jujur terhadap diri kita sendiri inilah pemilih yang idealis, inilah pemilih yang berkualitas, inilah pemilih yang cerdas dan inilah pemilih yang kritis. Yakni pemilih yang memilih atau tidak memilihnya pun berdasarkan ilmu dan keyakinannya bukan berdasarkan “iming-iming” yang ditawarkan dan diberikan yang akhirnya akan menuntut pejabat-pejabat kita atau pemimpin-pemimpin kita melakukan perbuatan hina, yakni korupsi. Bagaimana tidak? Mau tidak mau, disadari atau tidak dengan cara-cara seperti itu akan membuahkan sistem kejam yang tersirat. Bayangkan saja, materi yang telah dikeluarkan untuk mempengaruhi pemilih agar memilih dirinya akan menuntut bagaimana caranya modal yang telah dikeluarkannya bisa kembali dalam waktu singkat. ( udah kaya ngepet aja…. He ).

Memilih Pemimpin dalam Pandangan Islam ( Sekilas Sebagai Gambaran )
Dalam Pandangan Islam memilih Pemimpin tidak bisa dilepaskan dari Iman. Memilih Pemimpin seperti juga amalan-amalan lain yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Alloh swt. Di samping itu, memilih Pemimpin memerlukan pengetahuan yang cukup tentang siapa yang akan memimpin dan apa yang akan dikerjakan pemimpin tersebut serta bagaimana cara memimpin. Selain dari pada itu, langkah pertama yang harus diperhatikan oleh kita ( sebagai Muslim yang ta’at ) adalah sistem atau tata cara yang dipakai atau dipergunakan. Apakah sudah sesuai dengan sistem atau cara yang tertera dalam Kitabulloh dan Sunnah Rosul saw? Apakah sudah sesuai dengan kehendak Alloh swt? Jika tidak inilah hal yang perlu kita evaluasi bersama.
Paling tidak Alloh swt telah membimbing kaum Muslimin dan Muslimat dalam hal memilih pemimpin melalui beberapa ayat di dalam Al Qur-an, antara lain : 

 “Janganlah orang-orang Mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi Pemimpin dengan meninggalkan orang-orang Mukmin. Barangsiapa berbuat demikian niscaya lepaslah dia dari pertolongan Alloh, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Alloh memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) –Nya. Dan hanya kepada Alloh kembalimu.” (QS 3 : 28. )

  “Sesungguhnya Pemimpin kamu hanyalah Alloh, Rosul-Nya dan orang-orang beriman yang mendirikan sholat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk kepada Alloh,” ( QS 5 : 55 )
Dari ayat di atas, jelaslah bahwa orang yang beriman, orang yang mendirikan sholat dan orang yang telah menunaikan zakat belum tentu ia telah tunduk patuh sepenuhnya kepada ketetapan-ketetapan Alloh swt. Dan begitu pula menurut ayat di atas bahwa yang berhak dan pantas dipilih menjadi seorang pemimpin hanyalah ia yang tunduk terhadap ketentuan-ketentuan Alloh swt. Itulah minimal criteria yang harus kita pegang dalam menentukan pilihan kita nanti.
Rasulullah Muhammad saw juga mengingatkan :
“Setiap kamu adalah Pemimpin, dan setiap kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya.” ( HR  Buchari dan Muslim)
Sesungguhnya jika negeri ini mau jujur, jangankan dalam perspektif Islam, dalam kacamata konstitusi negarapun Pilpres yang akan diselenggarakan pada Rabu, 9 Juli 2014 nanti masih belum benar-benar sesuai dengan Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni Pancasila terutama sila ke-4 dan UUD 1945. Belum lagi mahalnya ongkos Pemilu di negeri kita akan membuat borosnya APBN. Bahkan tak tanggung-tanggung, sistem pemilihan di negeri kita ini disebut-sebut sebagai sistem pemilihan TERMAHAL DI DUNIA. Pada hal kita tau bahwa negeri kita ini adalah negeri yang rakyatnya termiskin, tarap kesejahteraannya terendah ( Ckckc ….. ko bisa terbalik gto ya! Cape deh!!!). Oleh sebabnya lagi-lagi ini harus menjadi bahan evaluasi kita bersama.
Demikianlah sedikit pemaparan yang dapat disampaikan, semoga Anda dapat mantap memilih pilihan sesuai dengan pandangan dan ideologi Anda. Selamat memilih!!!
Wallohu’alam.
Billahi fie sabilil haq.



Penyusun
(Al-Faqir Ilalloh )

Rabu, 02 Juli 2014

DI MILAD SETENGAH ABAD : “DI SINI KAMI MENGENAL PERJUANGAN.”



Hamdan wasyukron lillah amma ba’du.

Tiada kata yang terucap selain syukurku yang selalu membasahi bibir ini. Alhamdulillah -seperti biasanya- pagi ini ku hirup udara segar dengan bebas tanpa  ada tuntutan harus membayar seperti halnya kita memakai listrik di rumah atau orang-orang yang sedang sakit dan memerlukan tabung gas di rumah sakit. Hal kecil yang sering kita lupakan, dilupakan atau melupakan nikmat Alloh yang tumpah ruah dalam kehidupan kita sehari-hari. Masya Alloh, terlalu NAIF rasanya. Pada hal urat nadipun tau bahwa kita ini hampa tanpa-NYA.

Ada yang berbeda juga hari ini kawan, berbeda dari biasanya. Hari yang mungkin untuk kita ( Pelajar Muslim yang selalu bersemangat dalam menegakan keta’atan terhadap Sang Kholik ) sangat special. Bukan untuk merayakan seperti halnya non muslim, atau mengikuti aturan dan budaya orang-orang Yahudi. Ini hanya sebatas pengingat ghiroh, pembangkit motivasi, penguat keimanan, dan penegasan dalam perjuangan. Ya, hari ini jama’ah/organisasi wadah perjuangan kita telah beranjak semakin dewasa dan semakin tua. 50 tahun SEPMI membumi di tanah bumi pertiwi dalam rangka berbakti untuk illahi.

Masih teringat di benak dan memory penulis, saat itu terdengar suara lantunan seorang penyanyi yang merdu, “Satu-satu aku dengar SEPMI. Dua-dua aku kenal SEPMI. Tiga-tiga aku masuk SEPMI. Satu-dua-tiga aku sayang SEPMI.” Subhanalloh, nostalgia yang indah. Dan di sinilah kami melangkahkan kaki untuk memilih dua pilihan. “Masa muda usiaku kini warna hidup tinggal ku pilih, namun aku telah putuskan hidup di atas kebenaran.” Dan dari sinilah “KAMI MENGENAL PERJUANGAN.”

Jelaslah apa yang menjadi tujuan kita bersama : “Membentuk Pribadi-Pribadi Muslim yang Berilmu dan Beriman Sempurna Berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rosul yang Nyata.” Pertanyaannya, siapakah yang mampu mencapai tujuan ini? Wallohu ‘alam. Namun yang jelas, jika tujuan ini hendak kita ikhtiarkan untuk bisa mencapainya, niscaya kesempurnaan untuk memiliki ilmu dan iman hanya semata-mata menjadikan tujuan hidup kita.

Maka di sinilah kami dididik dan dikader untuk selalu memiliki motivasi hidup, ghiroh dalam keta’atan, semangat untuk menjadi anak-anak atau pelajar yang kian hari semakin menunjukan kedawasaan, memiliki rasa hormat kepada orang tua dan gurunya, dan kami pun diperkenalkan bagaimana menjadi  seorang pelajar yang berakhlak mulia, beriman teguh kepada Alloh SWT. Berilmu pengetahuan luas serta beramal sebanyak-banyaknya untuk kepentingan Dinulloh, Nusa dan Bangsa Indonesia.
Subhanalloh. Demi Alloh, usaha-usaha yang sungguh brilliant yang ingin ditempuh organisasi ini demi generasi yang diharapkan, generasi Rabbani, generasi yang ingin melanjutkan kehidupan Islam.

ISLAM BUKANLAH SEKEDAR AGAMA
Inilah yang hendak ingin disampaikan kepada kita semua, sehingga kita ( sebagai Ummat Islam/Pelajar Islam ) tau bahwa Islam –buat kita- bukanlah hanya sekedar agama. Dangkal rasanya jika kita menerima atau hanya mengetahui bahwa Islam hanyalah sebuah agama. Di sini penulis tidak berkehendak membeberkan hal tersebut, namun yang jelas, sekali lagi, karena organisasi inilah “KAMI MENGENAL PERJUANGAN.”

Melaksanakan Islam yang seluas-luasnya dan sepenuh-penuhnya menjadi derap langkah penyemangat barisan terdepan para pejuang organisasi ini. Ia memahami betul dari mana, untuk apa, dan kepada siapa hidup dan kehidupannya diserahkan? Dan di sinilah kami diperkenalkan kembali tujuan hidup hakiki yang harus dicapai.

BAGAI TERPENJARA DAN BANYAK TUNTUTAN
Masih terngiang di ingatan bagaimana para senior kami “Anggota kehormatan”-begitu kami sebut- sering memberi wanti-wanti kepada para kadernya. “Kudu mikir sarebu kali hayang asup SEPMI mah, lain ngeunah tapi malah justru bakal teu ngeunah. Lain untung tapi malah jadi buntung. Digawe bakal cape tur harta bakal dipenta.” Ternyata itulah yang kami alami saat ini. Namun, anehnya justru kami merasa enjoy, nyaman dan bahkan loyalitas ini tak surut sama sekali. Bahkan terpaan menghadang, kesukaran membentenginya semua itu justru semakin menguatkan kami. Seakan-akan kami yakin bahwa inilah ladang juang yang Alloh SWT. Sediakan untuk kami. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” ( Q.S 2:216 )

Ternyata itulah yang membuat kami harus berfikir kritis. Ngeunah/teu ngeunah ( enak/tidak enak ), untung/buntung ( untung/rugi ), cape jeung harta bakal kaluar ( cape dan harta akan dipinta ), semua hal itu tak kami sukai, namun kami sadar bahwa itu semua merupakan sebuah rangkaian perjuangan dalam menegakan kalimat Alloh SWT. Dan Alloh pun telah menyediakan pahala dan ampunan bagi seseorang yang siap menggadaikan dan menjual harta, jiwa dan raganya untuk kepentingan-kepentingan Islam.

“Addunya Sijnul Mukmin, Wajannatul Kaafir = Dunia ini penjara bagi Ummat Islam, dan surga bagi orang-orang kafir.” ( Al-Hadits ). Rupanya ungkapan hadits ini cukup menggelitik bagi kita semua, sehingga kita harus bertanya kepada diri ini. Apakah kita merasa senang dengan kemewahan di dunia? Apakah kita merasa senang dengan apa yang kita lakukan? Merasa di surgakah kita dengan semua kesenangan duniawi sehingga melupakan perjuangan-perjuangan Islam? ( Dijawab dalam hati masing-masing saja ). Dan sekali lagi, dari sinilah kami mengenal semua hal-hal itu.

SPIRIT PERJUANGAN DAN HARAPAN
Bak diberi anugerah yang luar biasa ketika kami bisa memahami makna perjuangan, karena di sinilah proses menjadi seseorang yang mampu diharapkan untuk kelanjutan kehidupan Islam dimulai. Proses ini akan mampu menjadikan seseorang selalu berfikir sesuatu hal tentang ajaran Islam sekecil apapun. Se-ke-cil a-pa-pun.

Mengkhawatirkan memang jika digambarkan pada kondisi dan situasi saat ini. Banyak dari saudara-saudara kita -Ikhwan/Akhwat Fillah- yang tidak dapat bersama lagi karena tuntutan sebuah kondisi. Menyedihkan memang jika meratapi keadaan yang pesimistik ini, namun cukuplah semua itu takkan membuat kami berputus-asa. Dengan do’a saudara-saudara kami, do’a kakak-kakak kami nan jauh di sana akan membuat kami bangkit dan kembali berdiri dengan dua kaki nan gagah ini untuk meneruskan perjuangan mereka, meneruskan perjuangan Islam, meneruskan perjuangan atas Komando Alloh dan Estafeta Rosululloh SAW.

Kita telah mewakafkan jiwa dan raga kita untuk kepentingan Islam, di atas segala apa-apa yang dapat kita pikirkan, mengusahakan diri dengan sekuat-kuat ketakutan kita kepada Alloh Ta’ala dan dengan sekuat-kuat fikiran dan tenaga kita hendak menyampaikan maksud Sepmi.”

BERDO’A DAN BERTAWAKKAL
Akhirnya tak ada satu makhluk pun yang mampu membendung keinginan dan taqdir dari Sang Kholik. Sesungguhnya hanya Alloh-lah yang mampu berbuat atas segala sesuatu. Maka di usia perjuangan yang sudah setengah abad ini kami berdo’a kepada-MU Ya Alloh…..
-          Ya Alloh, jadikanlah kami tunas-tunas perjuangan yang akan melanjutkan kehidupan Islam
-          Ya Alloh, jadikanlah kami anak-anak sholih dan sholihah. Jadikanlah kami generasi yang memiliki akhlak-akhlak mulia. Jadikanlah kami generasi yang memiliki iman yang teguh.
-          Ya Alloh, jadikanlah wadah perjuangan ini menjadi sebuah cahaya yang akan menuntun kami mendapatkan Hidayah dan TaufikMU.
-          Ya Alloh, jadikanlah wadah perjuangan ini menjadi sebuah jalan yang akan menuntun kami mendapatkan keridloanMU. Aamiin Ya Robbal ‘Alamiin….

Keep Hamasah! Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar!!!

 ( Disampaikan dalam rangka Tadzkiroh Milad Sepmi ke-50 )

 Garut, 10 Rojab 1434 H
             20 Mei 2013

          Penulis
( Al-Faqir Ilalloh )

Selasa, 01 Juli 2014

SEJARAH SEPMI ( Versi 1 )





Latar Belakang Berdirinya
Berdirinya Serikat Pelajar Muslimin Indonesia (SEPMI) tidak bisa dipisahkan dari Syarikat Islam Afdeling Patvinderij (SIAP) yang lahir pada tanggal 09 April 1927, setelah Kongres Nasional Syarikat Islam di Pekalongan pada tanggal 14-17 Januari 1927. Kemudian SIAP tidak diperbolehkan menggunakan istilah Patvinderij oleh pemerintah Belanda saat itu, kecuali hanya untuk orang-orang Eropa (Belanda).
Larangan penggunaan istilah Patvinderij bagi kepanduan bangsa pribumi (Indonesia) saat itu, tidak mengurangi semangat para anggotanya, bahkan mereka lebih bersemangat. Atas prakarsa Haji Agus Salim, Patvinderij dirubah menjadi Pandu dan Afdeling menjadi Angkatan, sehingga SIAP kepanjangannya menjadi Syarikat Islam Angkatan Pandu.
SIAP pada waktu itu adalah pelopor gerakan kepanduan di Indonesia yang berkecimpung terutama dikalangan remaja dan pelajar. Dengan dileburnya Syarikat Islam Angkatan Pandu (SIAP) ke dalam Pramuka pada tahun 1961, maka pelajar Syarikat Islam perlu suatu wadah atau saluran organisasi “ seasas “.
Selain itu kelahiran SEPMI tidak bisa dipisahkan pula dengan :
1. Bangkitnya secara lokal di daerah - daerah, pelajar Syarikat Islam dengan latar belakang yang berbeda - beda dan nama yang munculpun berbeda - beda, seperti : Ikatan Pelajar Syarikat Islam (IPSI), Ikatan Pelajar Muslimin Indonesia (IPMI), Himpunan Pelajar Muslimin Indonesia (HIPMI), dan Himpunan Pelajar Syarikat Islam (HIPSI).
2. Situasi yang semakin memanas, kegiatan Komunis yang semakin memuncak saat itu, terasa sekali pentingnya kehadiran SEPMI, terutama untuk membentengi para pelajar dari faham Komunis (PKI).
3. Sadar bahwa untuk terlaksananya Islam yang luas ( Kaffaah ) dan penuh, sebagai tujuan dari Syarikat Islam, tidak cukup hanya oleh satu organisasi saja, tapi harus berkesinambungan dan harus diupayakan sejak dini.


Waktu Berdirinya
Dengan diseponsori oleh anggota-anggota Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) dan Pemuda Muslim, maka pada tanggal 20 Mei 1963 diadakan peresmian SEPMI Kodya Bandung yang dihadiri sekitar 18 Komisariat. Tanggal tersebut disahkan sebagai tanggal kelahiran SEPMI di Indonesia pada Kongres Nasional ke-1 SEPMI pada tanggal 23-26 April 1967 di Jakarta.
Tanggal 20 Mei juga bertepatan dengan hari jadi Siliwangi dan Kebangkitan Nasional. Secara defacto kelahiran SEPMI diakui pihak pemerintah dengan kehadiran dan sambutan Walikota Madya Bandung pada peresmian tersebut. Tahun 1963 juga adalah tahun TRIKORA pembebasan Irian Jaya dari penjajahan Belanda.

Lambang SEPMI
Sebelum Kongres Nasional I SEPMI memilikii bermacam-macam lambang yang diusulkan pada Kongres tersebut, antara lain :
  1. Pena bulu pada tempat tinta terletak di atas buku terbuka.
  2. Lima pensil dengan latar belakang perisai merah putih, di atasnya bintang, diapit sayap berkembang dan di bawahnya pita hitam bertuliskan SEPMI berwarna putih.
  3. Kalimah thoyyibah berbentuk bulan bintang bersandar pada masjid dengan warna dasar kuning.
  4. Bintang bulan polos terletak di atas buku terbuka berwarna putih, di bawahnya pita hitam bertuliskan SEPMI, dalam perisai segi lima, warna dasar biru, pinggir atas putih.
  5. Kalimah thoyyibah berbentuk bulan bintang terletak di atas buku terbuka dengan strip-strip 20 buah dan di bawahnya pita hitam bertulis SEPMI, yang diusulkan pengurus SEPMI Cabang Garut pada Kongres Nasional I SEPMI tanggal 23-26 April 1967 di Jakarta.
Lambang setelah Kongres Nasional I SEPMI adalah yang diusulkan Pengurus SEPMI Cabang Garut Jawa Barat pada Kongres Nasional I SEPMI dan disahkan Kongres Nasional I SEPMI yang dipergunakan sampai sekarang ( seperti terdapat dalam poin e di atas ).

Asas dan Tujuan
  • Asas SEPMI menurut Anggaran Dasar (AD) sementara SEPMI sebelum Kongres Nasional I adalah: “ Serikat Pelajar Muslimin Indonesia (SEPMI) berasaskan Islam dengan berwadahkan Pancasila ”.
  • Tujuan SEPMI menurut Anggaran / Peraturan Dasar sementara SEPMI sebelum Kongres Nasionall I adalah :
    1. Mempersatukan potensi para pelajar untuk menanamkan dan meresapkan rasa cinta terhadap Islam, tanah air dan bangsa.
    2. Memupuk para anggota akan kesadaran bernegara dengan memegang teguh kepribadian bangsa Indonesia.
    3. Mengadakan kerjasama dengan satu atau segala golongan gerakan pelajar lainnya yang bermanfaat bagi kepentingan umum.
    4. Menyiapkan diri sebagai kader yang revolusioner dalam menciptakan masyarakat adil makmur taat kepada anjuran dan perintah Allah SWT

  • Asas SEPMI setelah Kongres Nasional I SEPMI sebagaimana tercantum dalam AD-ART SEPMI pasal 2 ayat 1 yaitu : “ SEPMI berazaskan Diinul Islam “.
  • Tujuan SEPMI setelah Kongres Nasional I SEPMI sebagaimana tercantum dalam AD-ART SEPMI pasal 2 ayat 2 yaitu : “ SEPMI bertujuan membentuk pribadi-pribadi muslim yang berilmu dan beriman sempurna berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul yang nyata ( Shohih ) ”.
MARS SEPMI
Hoedi Soelarso (4/4)
Serikat Pelajar Muslimin
Indonesia Jaya
Bagian Tubuh Syarikat Islam
Penggalang Persatuan
Tegakkan Panji-Panji Islam dan Keadilan
Dengan Seluruh Jiwa Raga
Mengabdi Tuhan...
Reff
Dengan Syiar Islam Nan Takkan Padam
Berpegang Teguh Al-Qur’an
Tuntut Ilmu Dengan Semangat Menyala...
Dengan Api Islam Tetap Berkobar
Berjihad dan Berjuang Untuk Membela
Islam dan Indonesia

HYMNE SEPMI

Di Bawah Naungan Panji Bulan Bintang Sakti
SEPMI Ikhlas Berbakti Pada Bu Pertiwi
Di Bawah Nanungan Panji Kalimah Ilahi
Siap Berjihad SEPMI Beridaman Suci
Tegakkan Islam Sejati
Ajaran Abadi
Bangunkan Muslim Perkasa di Indonesia
Siasah, Ilmu, Ketauhidan
Suci Tuk Pegangan
Qur’an Sunnah Tuk Pedoman
Demi Kejayaan