Hamdan wasyukron lillah amma ba’du.
Tiada kata yang terucap selain syukurku yang selalu membasahi bibir
ini. Alhamdulillah -seperti biasanya-
pagi ini ku hirup udara segar dengan bebas tanpa ada tuntutan harus membayar seperti halnya
kita memakai listrik di rumah atau orang-orang yang sedang sakit dan memerlukan
tabung gas di rumah sakit. Hal kecil yang sering kita lupakan, dilupakan atau
melupakan nikmat Alloh yang tumpah ruah dalam kehidupan kita sehari-hari. Masya Alloh, terlalu NAIF rasanya. Pada
hal urat nadipun tau bahwa kita ini hampa tanpa-NYA.
Ada yang berbeda juga hari ini kawan, berbeda dari biasanya. Hari yang
mungkin untuk kita ( Pelajar Muslim yang selalu bersemangat dalam menegakan
keta’atan terhadap Sang Kholik ) sangat special. Bukan untuk merayakan seperti
halnya non muslim, atau mengikuti aturan dan budaya orang-orang Yahudi. Ini
hanya sebatas pengingat ghiroh, pembangkit motivasi, penguat keimanan, dan
penegasan dalam perjuangan. Ya, hari ini jama’ah/organisasi wadah perjuangan
kita telah beranjak semakin dewasa dan semakin tua. 50 tahun SEPMI membumi di tanah bumi pertiwi dalam rangka berbakti
untuk illahi.
Masih teringat di benak dan memory penulis, saat itu terdengar suara
lantunan seorang penyanyi yang merdu, “Satu-satu
aku dengar SEPMI. Dua-dua aku kenal SEPMI. Tiga-tiga aku masuk SEPMI.
Satu-dua-tiga aku sayang SEPMI.” Subhanalloh,
nostalgia yang indah. Dan di sinilah kami melangkahkan kaki untuk memilih
dua pilihan. “Masa muda usiaku kini warna
hidup tinggal ku pilih, namun aku telah putuskan hidup di atas kebenaran.”
Dan dari sinilah “KAMI MENGENAL PERJUANGAN.”
Jelaslah apa yang menjadi tujuan kita bersama : “Membentuk
Pribadi-Pribadi Muslim yang Berilmu dan Beriman Sempurna Berdasarkan Al-Qur’an
dan Sunnah Rosul yang Nyata.” Pertanyaannya, siapakah yang mampu mencapai
tujuan ini? Wallohu ‘alam. Namun yang
jelas, jika tujuan ini hendak kita ikhtiarkan untuk bisa mencapainya, niscaya
kesempurnaan untuk memiliki ilmu dan iman
hanya semata-mata menjadikan tujuan hidup kita.
Maka di sinilah kami dididik dan dikader untuk selalu memiliki
motivasi hidup, ghiroh dalam keta’atan, semangat untuk menjadi anak-anak atau
pelajar yang kian hari semakin menunjukan kedawasaan, memiliki rasa hormat
kepada orang tua dan gurunya, dan kami pun diperkenalkan bagaimana menjadi seorang pelajar yang berakhlak mulia, beriman
teguh kepada Alloh SWT. Berilmu pengetahuan luas serta beramal
sebanyak-banyaknya untuk kepentingan Dinulloh, Nusa dan Bangsa Indonesia.
Subhanalloh. Demi Alloh, usaha-usaha
yang sungguh brilliant yang ingin ditempuh organisasi ini demi generasi yang
diharapkan, generasi Rabbani, generasi yang ingin melanjutkan kehidupan Islam.
ISLAM
BUKANLAH SEKEDAR AGAMA
Inilah yang hendak ingin disampaikan kepada kita semua, sehingga kita
( sebagai Ummat Islam/Pelajar Islam ) tau bahwa Islam –buat kita- bukanlah
hanya sekedar agama. Dangkal rasanya jika kita menerima atau hanya mengetahui
bahwa Islam hanyalah sebuah agama. Di sini penulis tidak berkehendak
membeberkan hal tersebut, namun yang jelas, sekali lagi, karena organisasi
inilah “KAMI MENGENAL PERJUANGAN.”
Melaksanakan Islam yang seluas-luasnya dan sepenuh-penuhnya menjadi
derap langkah penyemangat barisan terdepan para pejuang organisasi ini. Ia
memahami betul dari mana, untuk apa, dan kepada siapa hidup dan kehidupannya
diserahkan? Dan di sinilah kami diperkenalkan kembali tujuan hidup hakiki yang
harus dicapai.
BAGAI
TERPENJARA DAN BANYAK TUNTUTAN
Masih terngiang di ingatan bagaimana para senior kami “Anggota
kehormatan”-begitu kami sebut- sering memberi wanti-wanti kepada para kadernya.
“Kudu mikir sarebu kali hayang asup SEPMI
mah, lain ngeunah tapi malah justru bakal teu ngeunah. Lain untung tapi malah
jadi buntung. Digawe bakal cape tur harta bakal dipenta.” Ternyata itulah
yang kami alami saat ini. Namun, anehnya justru kami merasa enjoy, nyaman dan
bahkan loyalitas ini tak surut sama sekali. Bahkan terpaan menghadang,
kesukaran membentenginya semua itu justru semakin menguatkan kami. Seakan-akan
kami yakin bahwa inilah ladang juang yang Alloh SWT. Sediakan untuk kami. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal
itu amat baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat
buruk bagimu. Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” ( Q.S 2:216
)
Ternyata itulah yang membuat kami harus berfikir kritis. Ngeunah/teu ngeunah ( enak/tidak enak ),
untung/buntung ( untung/rugi ), cape jeung harta bakal kaluar ( cape dan
harta akan dipinta ), semua hal itu tak kami sukai, namun kami sadar bahwa itu
semua merupakan sebuah rangkaian perjuangan dalam menegakan kalimat Alloh SWT.
Dan Alloh pun telah menyediakan pahala dan ampunan bagi seseorang yang siap
menggadaikan dan menjual harta, jiwa dan raganya untuk kepentingan-kepentingan
Islam.
“Addunya Sijnul Mukmin,
Wajannatul Kaafir = Dunia ini penjara bagi Ummat Islam, dan surga bagi
orang-orang kafir.” ( Al-Hadits ). Rupanya ungkapan hadits ini cukup
menggelitik bagi kita semua, sehingga kita harus bertanya kepada diri ini.
Apakah kita merasa senang dengan kemewahan di dunia? Apakah kita merasa senang
dengan apa yang kita lakukan? Merasa di surgakah kita dengan semua kesenangan
duniawi sehingga melupakan perjuangan-perjuangan Islam? ( Dijawab dalam hati
masing-masing saja ). Dan sekali lagi, dari sinilah kami mengenal semua hal-hal
itu.
SPIRIT
PERJUANGAN DAN HARAPAN
Bak diberi anugerah yang luar biasa ketika kami bisa memahami makna
perjuangan, karena di sinilah proses menjadi seseorang yang mampu diharapkan
untuk kelanjutan kehidupan Islam dimulai. Proses ini akan mampu menjadikan
seseorang selalu berfikir sesuatu hal tentang ajaran Islam sekecil apapun.
Se-ke-cil a-pa-pun.
Mengkhawatirkan memang jika digambarkan pada kondisi dan situasi saat
ini. Banyak dari saudara-saudara kita -Ikhwan/Akhwat Fillah- yang tidak dapat
bersama lagi karena tuntutan sebuah kondisi. Menyedihkan memang jika meratapi
keadaan yang pesimistik ini, namun cukuplah semua itu takkan membuat kami
berputus-asa. Dengan do’a saudara-saudara kami, do’a kakak-kakak kami nan jauh
di sana akan membuat kami bangkit dan kembali berdiri dengan dua kaki nan gagah
ini untuk meneruskan perjuangan mereka, meneruskan perjuangan Islam, meneruskan
perjuangan atas Komando Alloh dan Estafeta Rosululloh SAW.
Kita telah mewakafkan jiwa dan raga kita untuk kepentingan Islam, di atas segala apa-apa yang dapat kita
pikirkan, mengusahakan diri dengan sekuat-kuat ketakutan kita kepada Alloh
Ta’ala dan dengan sekuat-kuat fikiran dan tenaga kita hendak menyampaikan
maksud Sepmi.”
BERDO’A DAN BERTAWAKKAL
Akhirnya tak ada satu makhluk
pun yang mampu membendung keinginan dan taqdir dari Sang Kholik. Sesungguhnya
hanya Alloh-lah yang mampu berbuat atas segala sesuatu. Maka di usia perjuangan
yang sudah setengah abad ini kami berdo’a kepada-MU Ya Alloh…..
-
Ya
Alloh, jadikanlah kami tunas-tunas perjuangan yang akan melanjutkan kehidupan
Islam
-
Ya
Alloh, jadikanlah kami anak-anak sholih dan sholihah. Jadikanlah kami generasi
yang memiliki akhlak-akhlak mulia. Jadikanlah kami generasi yang memiliki iman
yang teguh.
-
Ya
Alloh, jadikanlah wadah perjuangan ini menjadi sebuah cahaya yang akan menuntun
kami mendapatkan Hidayah dan TaufikMU.
-
Ya
Alloh, jadikanlah wadah perjuangan ini menjadi sebuah jalan yang akan menuntun
kami mendapatkan keridloanMU. Aamiin Ya Robbal ‘Alamiin….
Keep Hamasah! Allohu Akbar, Allohu Akbar,
Allohu Akbar!!!
( Disampaikan dalam rangka Tadzkiroh Milad Sepmi ke-50 )
Garut, 10 Rojab 1434 H
20 Mei 2013
Penulis
( Al-Faqir Ilalloh )
Penulis
( Al-Faqir Ilalloh )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar