Rabu, 02 Juli 2014

DI MILAD SETENGAH ABAD : “DI SINI KAMI MENGENAL PERJUANGAN.”



Hamdan wasyukron lillah amma ba’du.

Tiada kata yang terucap selain syukurku yang selalu membasahi bibir ini. Alhamdulillah -seperti biasanya- pagi ini ku hirup udara segar dengan bebas tanpa  ada tuntutan harus membayar seperti halnya kita memakai listrik di rumah atau orang-orang yang sedang sakit dan memerlukan tabung gas di rumah sakit. Hal kecil yang sering kita lupakan, dilupakan atau melupakan nikmat Alloh yang tumpah ruah dalam kehidupan kita sehari-hari. Masya Alloh, terlalu NAIF rasanya. Pada hal urat nadipun tau bahwa kita ini hampa tanpa-NYA.

Ada yang berbeda juga hari ini kawan, berbeda dari biasanya. Hari yang mungkin untuk kita ( Pelajar Muslim yang selalu bersemangat dalam menegakan keta’atan terhadap Sang Kholik ) sangat special. Bukan untuk merayakan seperti halnya non muslim, atau mengikuti aturan dan budaya orang-orang Yahudi. Ini hanya sebatas pengingat ghiroh, pembangkit motivasi, penguat keimanan, dan penegasan dalam perjuangan. Ya, hari ini jama’ah/organisasi wadah perjuangan kita telah beranjak semakin dewasa dan semakin tua. 50 tahun SEPMI membumi di tanah bumi pertiwi dalam rangka berbakti untuk illahi.

Masih teringat di benak dan memory penulis, saat itu terdengar suara lantunan seorang penyanyi yang merdu, “Satu-satu aku dengar SEPMI. Dua-dua aku kenal SEPMI. Tiga-tiga aku masuk SEPMI. Satu-dua-tiga aku sayang SEPMI.” Subhanalloh, nostalgia yang indah. Dan di sinilah kami melangkahkan kaki untuk memilih dua pilihan. “Masa muda usiaku kini warna hidup tinggal ku pilih, namun aku telah putuskan hidup di atas kebenaran.” Dan dari sinilah “KAMI MENGENAL PERJUANGAN.”

Jelaslah apa yang menjadi tujuan kita bersama : “Membentuk Pribadi-Pribadi Muslim yang Berilmu dan Beriman Sempurna Berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rosul yang Nyata.” Pertanyaannya, siapakah yang mampu mencapai tujuan ini? Wallohu ‘alam. Namun yang jelas, jika tujuan ini hendak kita ikhtiarkan untuk bisa mencapainya, niscaya kesempurnaan untuk memiliki ilmu dan iman hanya semata-mata menjadikan tujuan hidup kita.

Maka di sinilah kami dididik dan dikader untuk selalu memiliki motivasi hidup, ghiroh dalam keta’atan, semangat untuk menjadi anak-anak atau pelajar yang kian hari semakin menunjukan kedawasaan, memiliki rasa hormat kepada orang tua dan gurunya, dan kami pun diperkenalkan bagaimana menjadi  seorang pelajar yang berakhlak mulia, beriman teguh kepada Alloh SWT. Berilmu pengetahuan luas serta beramal sebanyak-banyaknya untuk kepentingan Dinulloh, Nusa dan Bangsa Indonesia.
Subhanalloh. Demi Alloh, usaha-usaha yang sungguh brilliant yang ingin ditempuh organisasi ini demi generasi yang diharapkan, generasi Rabbani, generasi yang ingin melanjutkan kehidupan Islam.

ISLAM BUKANLAH SEKEDAR AGAMA
Inilah yang hendak ingin disampaikan kepada kita semua, sehingga kita ( sebagai Ummat Islam/Pelajar Islam ) tau bahwa Islam –buat kita- bukanlah hanya sekedar agama. Dangkal rasanya jika kita menerima atau hanya mengetahui bahwa Islam hanyalah sebuah agama. Di sini penulis tidak berkehendak membeberkan hal tersebut, namun yang jelas, sekali lagi, karena organisasi inilah “KAMI MENGENAL PERJUANGAN.”

Melaksanakan Islam yang seluas-luasnya dan sepenuh-penuhnya menjadi derap langkah penyemangat barisan terdepan para pejuang organisasi ini. Ia memahami betul dari mana, untuk apa, dan kepada siapa hidup dan kehidupannya diserahkan? Dan di sinilah kami diperkenalkan kembali tujuan hidup hakiki yang harus dicapai.

BAGAI TERPENJARA DAN BANYAK TUNTUTAN
Masih terngiang di ingatan bagaimana para senior kami “Anggota kehormatan”-begitu kami sebut- sering memberi wanti-wanti kepada para kadernya. “Kudu mikir sarebu kali hayang asup SEPMI mah, lain ngeunah tapi malah justru bakal teu ngeunah. Lain untung tapi malah jadi buntung. Digawe bakal cape tur harta bakal dipenta.” Ternyata itulah yang kami alami saat ini. Namun, anehnya justru kami merasa enjoy, nyaman dan bahkan loyalitas ini tak surut sama sekali. Bahkan terpaan menghadang, kesukaran membentenginya semua itu justru semakin menguatkan kami. Seakan-akan kami yakin bahwa inilah ladang juang yang Alloh SWT. Sediakan untuk kami. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” ( Q.S 2:216 )

Ternyata itulah yang membuat kami harus berfikir kritis. Ngeunah/teu ngeunah ( enak/tidak enak ), untung/buntung ( untung/rugi ), cape jeung harta bakal kaluar ( cape dan harta akan dipinta ), semua hal itu tak kami sukai, namun kami sadar bahwa itu semua merupakan sebuah rangkaian perjuangan dalam menegakan kalimat Alloh SWT. Dan Alloh pun telah menyediakan pahala dan ampunan bagi seseorang yang siap menggadaikan dan menjual harta, jiwa dan raganya untuk kepentingan-kepentingan Islam.

“Addunya Sijnul Mukmin, Wajannatul Kaafir = Dunia ini penjara bagi Ummat Islam, dan surga bagi orang-orang kafir.” ( Al-Hadits ). Rupanya ungkapan hadits ini cukup menggelitik bagi kita semua, sehingga kita harus bertanya kepada diri ini. Apakah kita merasa senang dengan kemewahan di dunia? Apakah kita merasa senang dengan apa yang kita lakukan? Merasa di surgakah kita dengan semua kesenangan duniawi sehingga melupakan perjuangan-perjuangan Islam? ( Dijawab dalam hati masing-masing saja ). Dan sekali lagi, dari sinilah kami mengenal semua hal-hal itu.

SPIRIT PERJUANGAN DAN HARAPAN
Bak diberi anugerah yang luar biasa ketika kami bisa memahami makna perjuangan, karena di sinilah proses menjadi seseorang yang mampu diharapkan untuk kelanjutan kehidupan Islam dimulai. Proses ini akan mampu menjadikan seseorang selalu berfikir sesuatu hal tentang ajaran Islam sekecil apapun. Se-ke-cil a-pa-pun.

Mengkhawatirkan memang jika digambarkan pada kondisi dan situasi saat ini. Banyak dari saudara-saudara kita -Ikhwan/Akhwat Fillah- yang tidak dapat bersama lagi karena tuntutan sebuah kondisi. Menyedihkan memang jika meratapi keadaan yang pesimistik ini, namun cukuplah semua itu takkan membuat kami berputus-asa. Dengan do’a saudara-saudara kami, do’a kakak-kakak kami nan jauh di sana akan membuat kami bangkit dan kembali berdiri dengan dua kaki nan gagah ini untuk meneruskan perjuangan mereka, meneruskan perjuangan Islam, meneruskan perjuangan atas Komando Alloh dan Estafeta Rosululloh SAW.

Kita telah mewakafkan jiwa dan raga kita untuk kepentingan Islam, di atas segala apa-apa yang dapat kita pikirkan, mengusahakan diri dengan sekuat-kuat ketakutan kita kepada Alloh Ta’ala dan dengan sekuat-kuat fikiran dan tenaga kita hendak menyampaikan maksud Sepmi.”

BERDO’A DAN BERTAWAKKAL
Akhirnya tak ada satu makhluk pun yang mampu membendung keinginan dan taqdir dari Sang Kholik. Sesungguhnya hanya Alloh-lah yang mampu berbuat atas segala sesuatu. Maka di usia perjuangan yang sudah setengah abad ini kami berdo’a kepada-MU Ya Alloh…..
-          Ya Alloh, jadikanlah kami tunas-tunas perjuangan yang akan melanjutkan kehidupan Islam
-          Ya Alloh, jadikanlah kami anak-anak sholih dan sholihah. Jadikanlah kami generasi yang memiliki akhlak-akhlak mulia. Jadikanlah kami generasi yang memiliki iman yang teguh.
-          Ya Alloh, jadikanlah wadah perjuangan ini menjadi sebuah cahaya yang akan menuntun kami mendapatkan Hidayah dan TaufikMU.
-          Ya Alloh, jadikanlah wadah perjuangan ini menjadi sebuah jalan yang akan menuntun kami mendapatkan keridloanMU. Aamiin Ya Robbal ‘Alamiin….

Keep Hamasah! Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar!!!

 ( Disampaikan dalam rangka Tadzkiroh Milad Sepmi ke-50 )

 Garut, 10 Rojab 1434 H
             20 Mei 2013

          Penulis
( Al-Faqir Ilalloh )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar